Media Massa dan Budaya Massa

Dosen : Ibu Aminah Swarnawati


Media massa memengaruhi khalayak melalui pesan-pesan yang disebarluaskan secara besar-besaran, yang dapat berdampak jangka pendek atau pendek. Salah satu tema yang paling menarik tentang pengaruh komunikasi massa terhadap khalayak adalah terciptanya budaya massa.


Pengertian Budaya Massa dan Populer
Budaya massa adalah budaya populer yang dihasilkan industri produksi massa dan dipasarkan untuk mendapatkan keuntungan dari khalayak konsumen.
 Menurut Bennet dan Tumin, kebudayaan massa adalah : “seperangkat ide bersama dan pola perilaku yang memintas garis sosio-ekonomi dan pengelompokan sub-kultural dalam suatu masyarakat yang kompleks”.
Menurut Aliran Frankfurt, budaya populer adalah budaya massa yang dihasilkan industri budaya untuk stabilitas maupun kesinambungan kapitalisme.
Fishwick dan Wilson mengakui bahwa budaya populer sebenarnya dapat diartikan sebagai “ bentuk budaya yang dimiliki oleh setiap orang dalam suatu masyarakat tertentu”.
Budaya Massa
Budaya massa memiliki rumusan, berulang dan bersifat permukaan, mengagungkan kenikmatan, sentimental, sesaat dan menyesatkan dengan megorbankan nilai-nilai keseriusan, intelektualitas, penghargaan atas waktu. Budaya massa adalah suatu kebudayaan yang kurang memiliki tantangan dan rangsangan intelektual, lebih cenderung pada pengembangan fantasi.
Budaya massa dapat muncul dalam bentuk mengikuti selera masyarakat secara beramai-ramai memilih jenis produk, ataupun mengikuti gaya hidup tertentu, seperti meeting di Starbucks, menonton drama Korea, Korean style, dan sebagainya. Budaya massa memenuhi kebutuhan massa akan hiburan, bukan estetika, kedalaman atau kontemplasi, akibatnya orang cenderung menyukai yang ringan-ringan, dan mulai meninggalkan yang terlalu berat dan serius. Dari sanalah kemudian timbul penggolongan “budaya tinggi” dan “budaya rendah”.
Drama Korea
Korean style
Starbucks
Media massa berperan penting dalam menyebarluaskan dan menyiarkan budaya massa ini. Budaya Massa tidak hanya bersifat material tetapi juga immaterial, seperti cara berpendapat, berpikir, cara merasakan sesuatu sampai pada tindakan tertentu.
Ghanney dan McQuail mengemukakan bahwa peranan media massa dalam kaitannya dengan budaya massa adalah mengendalikan dan mengarahkan perilaku khalayak konsumen.
Budaya massa dapat berupa Novel, Lagu Pop, Karya budaya yang diproduksi untuk konsumsi massa, Karya Budaya Populer. Seni hiburan populer dan biasanya juga komersial disebut juga KITSCH. Menurut Umar Kayam, KITSCH mempunyai ciri-ciri :
·         Gampang dimengerti
·         Gampang “dikunyah”
·         Tidak menuntut partisipasi yang jauh dari penggemarnya
·         Tidak menuntut pemikiran yang mendalam dari khalayak
·         Selalu siap sedia untuk “disantap” dengan    langsung dan segera

Wilson mengutip pendapat Ralp Lowenstein dan John Merril mengatakan bahwa ada 3 tahap perkembangan media massa dalam kaitannya dengan budaya massa :
1.  Tahap Elit, Budaya elit mulanya mengacu pada suatu budaya masyarakat kelas atas. Pada saat itu pemisahan budaya kelas atas dengan kelas bawah masih sangat terasa.
2. Tahap Populer, media massa memungkinkan rakyat biasa menikmati, mengikuti, mempelajari segala sesuatu yang sebelumnya hanya dinikmati kelompok atas.
3. Tahap Spesialisasi, media dikelola secara profesional kemudia diarahkan kepada khalayak yang sudah direncanakan terlebih dahulu.

Sumber : Google.co.id

0 komentar:

Posting Komentar